Covid-19 Landai, Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Terus Lanjut


Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) untuk Triwulan III tahun 2021 sedang berada dalam kondisi normal seiring dengan penurunan yang signifikan pada kasus Covid-9.

Sri Mulyani mengatakan terdapat empat lembaga yang akan memperkuat sinergi dalam menjaga dan mendukung pemulihan ekonomi indonesia.

“Menteri Keuangan (Menkeu), Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyepakati untuk berkomitnen bersama-sama dalam memperkuat sinergi keempat lembaga didalam menjaga dan mendukung momentung pemulihan ekonomi dan terus berkomitment menjaga stabilitas sistem keuangan,’’ ucap Sri Mulyani dalam konfersi pers KSSK Triwulan III 2021 di kanal YouTube Kemenkeu RI, dilihat, Kamis, 28 Oktober 2021.

Defisit ini jauh lebih kecil dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 dan penurunan ini menggambarkan konsolidasi fiskal sudah mulai bisa dilakukan.

Pemulihan ekonomi terus berlanjut meskipun menghadapi resiko terjadinya gelombang baru Covid-19 serta munculnya variant baru yaitu variant Delta dan perubahan mutasi yang lain menjadi faktor resiko terbesar di tengah ketimpangan distribusi vaksin diseluruh dunia.

“Pemulihan ekonomi indonesia juga terus berlanjut dan ini didukung oleh keberhasilan penanganan Covid-19 terutama melonjaknya kasus akibat variant delta,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyampaikan, inflasi di Amerika Serikat mencapai 5,4% dalam 4 bulan terakhir dan Uni Eropa mencapai 3,4% di bulan September 2021.

“Inflasi di Amerika Serikat tercatat dikisaran 5,4 % dalam empat bulan terakhir ini adalah tingkat yang sangat tinggi untuk ukuran tingkat ekonomi amerika serikat, Uni Eropa juga terlihat tren yang sama yang dimana inflasi di bulan September 2021 mencapai 3,4 %,” ujar Sri Mulyani.

Pulihnya aktivitas ekonomi juga dapat dilihat dari beberapa indikator yang bisa direkam hingga eptember 2021 yang menunjukan adanya trend perbaikan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang kembali telah masuk pada zona ekspansif yaitu pada level 52,2 %.

Sri Mulyani mengatakan, Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) September tahun 2021 terbilang jauh lebih kecil dibanding tahun 2020 lalu.

“Defisit APBN terjaga sebesar Rp. 452 triliun rupiah atau 2,74 %, defisit ini jauh lebih kecil dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020 dan penurunan ini menggambarkan konsolidasi fiskal sudah mulai bisa dilakukan,” ucapnya.


(Ranutyas Djati Kusuma)

0 Comments