Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi glibal sekitar 5,7 persen pada tahun 2021 dan Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi global tersebut akan terus berlanjut hingga 2022 mendatang.
“Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 sekitar 5,7 persen dan tetap akan baik pada tahun 2022,” kata Perry Warjiyo sekalu Gubernur Bank Indonesia di kanal YouTube Bank Indonesia pada, Kamis, 19 November 2021.
Perry Warjiyo menjelaskan, Pemulihan ekonomi dunia sesuai perkiraan meskipun dibayangi gangguan rantai pasok dan keterbatasan energi. Pada triwulan III 2021 pertumbuhan ekonomi di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang mengalami keterlambatan akibat kenaikan kasus Covid-19 serta gangguan rantai pasok dan energi.
Di sisi lain pertumbuhan ekonomi di Eropa tetap tinggi didorong oleh pembukaan ekonomi yang semakin luas memasuki Triwulan IV 2021 pemulihan ekonomi global diperkirakan terus berlangsung.
Selain itu, Perry Warjiyo menyampaikan, bahwa ekonomi di Eropa tetap tinggi dengan adanya pembukaan ekonomi yang semakin luas dan pada Triwulan IV 2021 terdapat beberapa indikator terkait pemulihan ekonomi global seperti Purchasing Managers Index, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel termasuk mulai berkurangnya keterbatasan energi di Tiongkok.
“Di sisi lain pertumbuhan ekonomi di Eropa tetap tinggi didorong oleh pembukaan ekonomi yang semakin luas. Memasuki Triwulan IV 2021 pemulihan ekonomi global diperkirakan terus berlangsung, hal ini dikonfirmasi oleh berbagai indikator dini hingga oktober 2021. Seperti, Purchasing Managers Index, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel termasuk mulai berkurangnya keterbatasan energi di Tiongkok,” ucap Perry Warjiyo.
Menurut Bank Indonesia, Dengan adanya perkembangan tersebut Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global sekitar 5,7 persen pada tahun 2021 dan akan terus berlanjut hingga tahun 2022.
Disisi lain, Perry Warjiyo mengatakan, Kenaikan volume perdagangan dan harga komunitas dunia juga terus berlanjut, sehingga menopang prospek dan kinerja ekspor negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Meskipun Ketidak pastian pasar keuangan global belum sepenuhnya mereda didorong oleh kekhawatiran normalisasi kebijakan moneter global yang lebih cepat, sejalan dengan kenaikan inflasi yang terus berlangsung.
“Perkembangan tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara-negara berkembang termasuk Indonesia,” ujar Perry Warjiyo.
(Ranutyas Djati Kusuma)
0 Comments