Kerja sama antara Ford dan GF dilakukan untuk meningkatkan pasokan chip untuk Ford. Namun, Ford Motor Company juga akan menyalurkan chip tersebut ke berbagai industri otomotif yang ada di Amerika Serikat.
Perusahaan Ford dan GF sepakat untuk melakukan penelitian dan mengembangkan chip. Dengan tujuan untuk memenuhi permintaan chip yang terus meningkat, hal ini dilakukan guna mendukung industri otomotif.
Baca Juga: Berikut Daftar Mobil yang Meluncur di GIIAS 2021
Baca Juga: All New Toyota Avanza Resmi Meluncur 10 November 2021
Sebelumnya Perusahaan analisis HIS Markit mengatakan, bahwa kekurangan chip dapat memangkass produksi kendaraan global hamper 700 ribu unit dari tahun ke tahun, walaupun angka akhirnya bisa lebih tinggi.
Lingkup kerja sama ini juga mencangkup solusi semikoduktor untuk ADAS (Advanced Driver-Assistance Systems), sistem manajemen baterai , dan serta jaringan di dalam kendaraan masa depan yang mengusung teknologi tenaga listrik, selalu terhubung, dan otomatis.
Selain itu, Ford dan GF juga akan menjajaki peluang manufaktur semi konduktor yang di perluas guna mendukung industri otomotif. Kerja sama antara GF dan Ford ini tidak melibatkan kepemilikan silang antara kedua perusahaan tersebut.
"Kesepakatan ini baru permulaan, dan bagian penting dari rencana kami untuk mengintegrasikan teknologi dan kemampuan utama secara vertikal yang akan membedakan Ford jauh ke masa depan," kata Jim Farley selaku Presiden dan CEO Ford, dalam pernyataan resmi, dilihat Selasa, 7 Desember 2021.
Baca Juga: Mitsubishi Minicab MiEV, Mobil yang Dicoba Jokowi di GIIAS
Baca Juga: Suka Otomotif? Ini Mobil Listrik yang Bisa Dipesan di GIIAS
Kesepakatan bermitra dengan Ford, menurut GF adalah Langkah untuk maju guna memperkuatkan kerja sama, meningkatkan inovasi, menghadirkan fitur baru dengan lebih cepat, serta memastikan keseimbangan dalam pasokan chip. Hal tersebut dijelaskan oleh Tom Caulfield selaku CEO GF.
Sementara itu, krisis pasokan chip ini diakibatkan oleh meningkatnya permintaan smartphone, tablet, dan komputer selama pandemi Covid-19 berlangsung. Hal tersebut dikarenakan, kegiatan daring yang meningkat secara drastis.
(Ranutyas Djati Kusuma)
0 Comments